Pancang emas terpacak, jadi tanda taklukan hati. Bendera tanpa warna bersinar digilap mentari, berseri disimbahi purnama. Tenang gelora laut. Sepilah hutan rimba. Cari di mana raja yang mengaum tanda kuasa. Demi jajah takluk diratakan gunung-ganang penongkat langit, pemasak bumi. Laut mati dihembus menjadi debu dan batu. Berajalah fikrah dalam tubuh-tubuh berjiwa kudus, perilaku mulus. Hendak kemana dicampakkan karung baju silam yang hanya penuh dengan tompokan darah kering perosak bangsa jika bukan ke lubuk bahana. Hujan, turunlah menyucikan tanah-tanah gersang dengan tumbuhan berbuah. Biar gembira pipit-pipit kecil mengerumuni hasilnya. Lalu ia membajai pula biar subur tanah bencana. Awan dekatilah dengan redupmu membawa kelegaan dari remangnya mentari membakar. Dan dari tanah segalanya bermula, kepada tanah jua semuanya hancur menjadi debu tanpa bersisa.
KISAH MENULIS: PENGHARGAAN DAN TERIMA KASIH
4 years ago